Kondisi Geografis

Kondisi Umum

  • Kondisi geografis : Kabupaten Sumba Barat merupakan bagian dari Pulau Sumba dan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi NTT yang membentang antara 9°  22’ – 9°  47’ Lintang Selatan (LS) dan 119°  08’ – 119° 32’ Bujur Timur (BT). Luas wilayah daratan adalah 737,42 kilometer persegi. Sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit di mana hampir 50 persen luas wilayahnya memiliki kemiringan 140 – 400. Topografi yang berbukit-bukit mengakibatkan tanah rentan terhadap erosi.
    Kondisi topografi menunjukkan variasi yang cukup bermakna karena terdiri dari dataran berombak dengan kemiringan 0º – 2º secara presentase seluas 10,82 %, kemiringan 3o – 14º meliputi 30,77 %, kemiringan 15º – 40º meliputi 49,17 % dan wilayah dengan kemiringan diatas 40º seluas 9,25 % dari total luas wilayah Kabupaten Sumba Barat.
    Kondisi topografi tersebut telah mempengaruhi penggunaan lahan oleh masyarakat. Data menunjukan bahwa hanya 5,63% dariluas wilayah dimanfaatkan untuk arteal persawahan (22.800 ha), sedangkan 94,37%, berupa lahan kering yang dimanfaatkan untuk tegalan/ladang, perkebunan, dan padang penggembalaan.
    Jika dilihat dari ketinggian, wilayah Kabupaten Sumba Barat diklasifikasikan kedalam 4 daerah ketinggian dengan rincian : ketinggian dari 0-25 m meliputi 4,24% luas wilayah, dari 25-100m meliputi 21,46% luas wilayah, dari 100-500 m meliputi 61,31% luas wilayah, dan ketinggian di atas 500 m meliputi 12,99% luas wilayah.
  • Iklim : Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Sumba Barat dan Propinsi Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
    Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Walaupun demikian, mengingat Sumba Barat dan umumnya NTT dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah Sumba Barat kandungan uap airnya sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di Sumba Barat lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang lebih dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan Sumba Barat sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 bulan (Januari sampai dengan April, dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering.
    Di Kota Waikabubak, sampai dengan tahun 2009 belum tersedia alat untuk mengukur persentase penyinaran matahari, temperatur minimum dan maksimum, kelembaban relatif minimum dan maksimum, dan tekanan udara minimum dan maksimum.
Scroll to Top