www.sumbabaratkab.go.id Waikabubak, Kamis 13/3/2024. Pelaksanaan Musrenbang anak tahun 2024, merupakan tahun kedua diselenggarakan wadah diskusi aspirasi anak. Wadah aspirasi ini melibatkan 57 anak dan 20 orang dewasa. Anak Peduli Sumba Barat Berdaya, menjadi tema musrenbang anak tingkat Kabupaten Sumba Barat. Tema ini memberi makna keberpihakan dan atau keterpanggilan dari anak untuk anak. Bahwa sesungguhnya anak berdaya, berkemampuan dan berkapasitas dapat menginspirasi banyak anak di lingkungannya. Oleh karenanya pelibatan anak dalam wadah diskusi sejak dini, dapat mendorong anak lainnya untuk turut mengambil peran. Pemandangan berbeda diperlihatkan dalam musrebang tahun ini. Pertemuan bersifat infklusif melibatkan 5 anak perwakilan disbilitas dari SLB Sumba Barat. Kelompok ini didampingi oleh guru pendamping dengan keahlian bahasa isyarat agar dapat diterjemahkan oleh anak dengan kebutuhan khusus.
Forum musrenbang diawali dengan laporan kegiatan yang dibacakan oleh ketua FAD Sumba Barat, Airyn Rihi. Dalam narasinya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemda, Stimulant Institute dan Save the Children telah memfasilitasi terwujudnya media aspirasi anak dalam pembangunan. Wujud kepercayaan pemda ditandai dengan musrenbang anak sebagai wadah diskusi, kreasi, ekspresi dan saluran aspirasi anak. Kiranya pertemuan ini tidak sekedar forum diskusi saja namum mampu melahirkan solusi inovatif dan kreatif untuk permasalahan anak. Kami mengajak kita semua dengan hati terbuka dan tanggungjawab dapat menerima, mendukung dan mengimplementasikan setiap usulan anak. Semoga aspirasi kami dapat memberikan manfaat maksimal bagi pembangunan di Sumba, himbau Airyn menutup laporannya.
Kegiatan musrenbang anak dibuka secara resmi oleh Sekda Yermia Ndapa Doda, S. Sos. Beliau menegaskan bahwa “Persoalan dan kebutuhan anak hanya bisa diperoleh dari anak. Apa yang diketahui oleh orang dewasa pembangunan dimasa mendatang. Anak adalah penerus tongkat estafet dimasa mendatang. Saya tegaskan kepada semua perangkat daerah terkait, untuk wajib mengakomodir aspirasi anak dalam dokumen kerja dan diimplementasikan!.
Sementara itu, Titus Diaz Liurai, S. Sos, MM Kepala Bappelitbangda menegaskan bahwa di Provinsi NTT penyelenggaraan musrenbang anak hanya dilakukan oleh Sumba Barat. Pertemuan ini menandakan komitmen dan kepedulian kami terhadap anak. Tahun 2025, Kami akan menyiapkan akun Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) untuk diakses oleh FAD untuk menuliskan usulan kegiatan. Kami juga menyarankan kepada Dinas P5A guna jalin kolaborasi aktif bersama Dinas PMD dalam mengagas kegiatan musrenbang diberbagai level : dusun, desa hingga kecamatan. Pernyataan positif lainnya dikemukan oleh Semuel Kalikula, SH, MM Kepala Dinas P5A. Beliau menambahkan bahwa hadirnya FAD membuat kabupaten ini dikenal karena kegiatan musrenbang anak. Selain itu, komunitas ini telah berkontribusi terhadap dukungan anggaran yang diterima oleh bidang pemenuhan hak – hak anak.
Penjajakan kebutuhan anak, peserta dibagi dalam 5 kelompok diskusi. Pembagian kelompok disesuaikan dengan kluster hak anak. Kluster 1 Hak Sipil dan Kebebasan, kluster 2 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif, kluster 3 Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Sosial, kluster 4 Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Budaya, dan kluster 5 Perlindungan Khusus Anak. Kelima anak berkebutuhan khusus terlibat dalam setiap kluster. Pelibatan ini disesuaikan dengan minat anak. Proses diskusi menghadirkan penerjemah Bahasa isyarat dari SLB Waikabubak untuk memastikan proses diskusi berjalan dua arah. Penerjemah Bahasa isyarat, Jenince M. Talo (P) menyatakan “pertama kalinya kami dilibatkan dalam diskusi perencanaan pembangunan daerah. Irama diskusi pada pertemuan ini, belum sepenuhnya dapat diikuti oleh Kami. Harapannya, ada wadah bagi komunitas Kami”. Sedangkan Melody (P) berujar jika diawal kegiatan dirinya minder karena merasa berbeda dengan peserta lainnya. Saya senang, pertemuan ini saya tidak diperlakukan secara berbeda”.
(PSI)