PKK Kabupaten Sumba Barat dan Stimulant Institute Menyelenggarakan Sosialisasi Kespro dan Kanker Serviks bagi Remaja Putri
Facebook
Twitter
WhatsApp

Waikabukak, 24 Juni 2022. Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisik, jiwa maupun sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat. Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisik maupun emosional yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini, terjadinya proses awal pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisik, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya dan memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan berupaya untuk melakukan reaksi menarik diri karena alasan-alasan tersebut.

Pencegahan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada remaja memerlukan pengertian dan perhatian dari lingkungan orangtua, warga sekolah, teman sebaya, dan juga pihak terkait agar mereka dapat melalui masa transisi dari kanak menjadi dewasa dengan baik. Untuk dapat mencegah gangguan kesehatan remaja akibat dari perilaku berisiko maka penting memberikan informasi edukatif dari sumber yang tepat. Mengedukasi para remaja sangatlah penting karena mereka adalah asset sekaligus investasi generasi mendatang, upaya pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM), dan memberikan perlindungan terhadap sumber daya manusia potensial.

Kabupaten Sumba Barat, 43% penduduk merupakan usia anak, dan 22% diantaranya adalah anak perempuan (BPS, 2020). Tingginya persentase usia anak, mengharuskan pemerintah melakukan upaya perlindungan terhadap generasi potensial melalui edukasi. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Sumba Barat bekerja sama dengan Stimulant Institute, menggelar kegiatan “Sosialisasi kesehatan reproduksi dan kanker serviks bagi remaja putri Kabupaten Sumba Barat” (24/6). Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (kespro) dan kanker serviks kepada remaja putri.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh ketua TP-PKK Kabupaten Ny. Martha Dade Bili Lalo. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa, kespro dan bahaya kanker serviks penting untuk dibagikan kepada remaja putri. Penyakit ini, merupakan salah satu penyakit tertinggi yang dialami oleh perempuan di dunia. Ketakukan akan kanker, mengharuskan kita semua menjaga kesehatan sejak dini. Kepada anak-anak yang hari ini berkesempatan hadir, setelah mendapat informasi Kesehatan dari Dokter Obgyn Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Bidang Kesmas Dinas Kesehatan, tolong sebarkan kepada teman-teman mu yang tidak berkesempatan hadir di tempat ini, ujar Martha.

Saya mewakili PKK Kabupaten mengucapkan terima kasih kepada Stimulant, telah yang telah bersedia bekerja sama dengan kami sehingga kegiatan ini dapat terlaksana. Semoga kita dapat terus bekerja sama untuk menjangkau lebih banyak anak, tegas beliau diakhir sambutannya.

Kegiatan diikuti oleh 80 remaja putri yang berasal dari tujuh (7) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dampingan Sponsorship dan perwakilan Forum Anak Daerah (FAD). Keterlibatan FAD dalam kegiatan ini, sebagai bagiana dari pelaksanaan program kerja FAD bidang kesehatan dan bidang media komunikasi. Proses kegiatan dimoderatori oleh pengurus FAD yaitu Jessica C. Bela Pewu dan Airyn Hoga. Untuk mengedukasi para remaja putri, panitia kegiatan menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya, yaitu Hortensi Tefa selaku kepala bidang Kesmas Dinas Kesehatan  dan dr. Andre D. Sugiarto, Sp.OG.

Dalam penyampaian materi tentang kespro, Hortensia menekankan bahwa masa pubertas akan dialami oleh semua remaja putri dan putra. Dimasa tersebut akan mengalami perubahan fisik juga emosional. Jika mengalami gangguan dimasa pubertas, bisa mendatangi poli Pusat Konseling Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas ujar Horten. Mama Bidan pesan kepada anak-anak, hindari pergaulan bebas seperti hubungan seks sebelum menikah. Ikuti kegiatan-kegiatan positif seperti kelompok remaja, mengembangakan bakat dan minat bidang seni atau olahraga, supaya terhidar dari pikiran-pikiran yang tidak sehat, tegas Horten.

Informasi yang dibagikan oleh narasumber, membuka peluang diskusi antara narasumber dan peserta. Rata-rata peserta menanyakan tentang; peran orangtua dalam masa pubertas anak? cara mengetahui siklus menstruasi? bagaimana menjaga kesehatan organ genital? Serta, tips untuk mengontrol diri di masa remaja?

Selanjutnya, materi kanker serviks disampaikan oleh dr. Andre. Dalam penyampiannya beliau mengedukasi tentang kanker serviks, factor penyebab, dampak yang ditimbulkan dan pencegahannya. Materi yang disampaikan oleh dr. Andre memicu rasa penasaran dan ingin tahu yang tinggi dari remaja dengan mengajukan pertanyaan.

Salah satu remaja putri, menanyakan tentang kapan seorang perempuan terkena kanker serviks dan proses masuknya virus kanker dalam tubuh?

“kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang Rahim, hal ini terjadi salah satunya dengan melalui hubungan seks. Usia berapapun bisa terkena penyakit ini. Masa perkembangan virus dalam tubuh membutuhkan waktu 5-10 tahun. Penting untuk diingat, kapan waktu pertama kali berhubungan, tegas Andre”.

Ketika perempuan mengalami kanker serviks kemungkin kecil tidak dapat menghasilkan keturunan karena kesehatan penderita secara umum sudah menurun. Untuk mencegah masuknya virus, diperoleh melalui vaksin HPV. Sebagai informasi bahwa, vaksin HPV belum ada di Sumba Barat, ujar dr. Andre. Yang dapat dilakukan oleh adik-adik adalah hindari pergaulan bebas, dan jika sakit segera ke fasilitas Kesehatan untuk ditangani oleh tenaga medis, tegasnya saat mengakhiri sesi tanya jawab.

Diakhir kegiatan, Puskesmas Puuweri membagikan tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri. Setiap remaja putri mendapat 1 strip (4 butir) untuk dikonsumsi dalam waktu 4 minggu kedepan. Pemberian TTD kepada remaja putri, sebagai upaya untuk mencegah anemia sekaligus untuk meminimalisir risiko stunting dimasa mendatang. Selain membagikan TTD, staf Puskesmas juga memberikan informasi tentang aturan dalam mengonsumsi micronutrient tersebut.

Remaja bukanlah kelompok masyarakat yang tidak menghadapi masalah kesehatan. Perilaku berisiko yang dijalani akibat tidak tepatnya keputusan yang diambil pada masa remaja yang labil menghadapkan remaja kepada masalah kesehatan. Saat ini, masalah kesehatan remaja jauh lebih cepat daripada penanganan yang dilakukan oleh banyak pihak. Untuk menjaga asset daerah atau sumber daya potensial, membutuhkan dukungan dari semua pihak. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi menjadi esensial bagi upaya penanganan masalah kesehatan pada remaja untuk menekan laju tersebut. (PSI, Red)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top