PKPR – Gerbang Pencegahan Isu Stunting
Facebook
Twitter
WhatsApp

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Program Sponsorship (Stimulant Institute dan Save the Children Indonesia) mengadakan lokakarya pengembangan SOP Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) selama 2 hari berturut-turut (23-24 Maret 2021) bertempat di Aula SDN Tabulo Dara. Tujuan dari Pengembangan SOP ini adalah tersedianya alur layanan PKPR didalam Puskesmas, alur layanan Posyandu Remaja dan alur pelayanan PKPR di Sekolah dampingan Puskesmas sehingga remaja memiliki ruang yang nyaman tidak saja untuk mendapatkan pengobatan tetapi mereka juga dapat berkonsultasi menyangkut permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi selama masa pubertas. Kegiatan ini dihadiri oleh Staff Puskesmas (Kepala Puskesmas dan Pengelola PKPR) dari 10 Puskesmas, staff dinas Kesehatan, Stimulant institute dan Save the Children. Kegiatan dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan drg. Bonar Sinaga. Dalam Sambutannya, beliau menyampaikan harapannya agar “pelayanan PKPR dapat diaktifkan kembali dan kegiatan di PKPR mulai dari pelayanan sampai dengan mentoring dan monitoring dapat dilaksanakan dengan baik oleh  Puskesmas”. Pasalnya, program PKPR di kabupaten Sumba Barat belum berjalan maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) PKPR belum menjadi salah satu indikator dalam 12 indikator wajib Kementerian Kesehatan juga dalam 20 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat. Hal ini berpengaruh pada skala prioritas pengembangan program baik di Dinas Kesehatan maupun di tingkat Puskesmas mengakibatkan tidak semua Puskesmas menjalankan program PKPR, 2) Belum adanya PERDA atau SK terkait implementasi program PKPR, 3) Belum adanya petunjuk teknis atau SOP yang menjadi acuan pelaksanaan program Remaja.

Kepala Dinas Kesehatan juga menambahkan pentingnya kegiatan PKPR dalam mendukung penurunan angka stuntingStunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Remaja yang merupakan calon orangtua dimasa depan perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan memadai agar bisa mempersiapkan diri sejak awal misalnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi, mengkonsumsi obat tambah darah dan vitamin, menjaga dan memperhatikan kesehatan dan kebersihan organ reproduksi, tidak melakukan sex bebas, menjauhi Alkohol serta obat-obatan terlarang dan mengetahui waktu yang tepat untuk menikah. Sejalan dengan hal ini, program sponsorship (Stimulant Institute dan Save the Children Indonesia) bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Sumba Barat berusaha semaksimal mungkin dalam menangani masalah yang ada terutama pada remaja dengan mengefektifkan sumber daya yang tersedia. Setelah SOP ini dikembangkan dan disahkan maka akan dilakukan sosialisasi ke seluruh staff Puskesmas, sekolah dan masyarakat. Selain itu kegiatan pelatihan, mentoring dan monitoring juga akan dilakukan untuk mendukung dan memastikan kelancaran kegiatan PKPR.

Disampaikan juga oleh fasilitaor kegiatan ini (Ibu Dessy Esterlina Tani, SKM) dimana  beliau sangat mengharapkan agar PKPR masuk menjadi salah satu indikator dalam SPM. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan adalah menyampaikan hasil kegiatan dan komitmen dari lokakarya kepada Kepala Dinas Kesehatan. Selanjutnya Bidang pelayanan di Dinas Kesehatan akan menyampaikan ke Propinsi dan selanjutnya disampaikan ke Kementerian Kesehatan.

Melalui lokakarya ini diharapkan semua pihak terkait lebih memahami akan pentingnya memaksimalkan program PKPR baik didalam Gedung (Puskesmas) maupun diluar Gedung (Posyandu Remaja dan Sekolah) sebagai langkah awal pengenalan dan pencegahan isu stunting.

By: Team AD

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top